Ketika bepergian wisata atau berpetualang, salah satu peranti yang mesti dibawa adalah kamera. Alat jepret ini akan mendokumentasikan seluruh aktivitas traveling Anda dan bisa memberikan bukti dan memori suatu saat nanti. Tidak harus berupa kamera DSLR atau pocket, karena sebagian besar smartphone kini memiliki kamera dengan kemampuan jepret yang mumpuni.
Begitu pula perjalanan saya ke Kelay (Kalimantan Timur), Lindu dan Ogotua (Sulawesi Tengah), dan Ende (Flores). Sebagian lokasi traveling saya jepret dengan menggunakan kamera ponsel HTC One M7 dan HTC One M8, selain kamera utama DSLR Canon 70D. Berbekal smartphone, aktivitas traveling tetap terdokumentasikan.
Dua smartphone Android tersebut selalu menemani kemana saya pergi. Ponsel One M7 adalah milik saya sendiri, sementara generasi lanjutannya One M8 merupakan produk titipan dari HTC Indonesia untuk tes review, dijajal kemampuan kameranya.
Secara keseluruhan kedua One tersebut tidak jauh berbeda dalam hal memotret. Keduanya menggunakan teknologi kamera UltraPixel yang memiliki resolusi 4MP. Bedanya, seri M8 menggunakan Dual Camera.
Meski sensor kameranya minim, hasil jepretan One M8 tetap setara dengan ponsel merek lain yang mengandalkan resolusi besar. Bahkan untuk memotret obyek low-light (pencahayaan temaram), HTC One boleh diadu dan pasti juara. Tapi untuk memotret Macro… mmm ya begitu deh:))
Tapi sudahlah, kebutuhan saya selama traveling ini bukan untuk memotret obyek-obyek berukuran mini. So… kekurangan tersebut menurut saya bisa diabaikan. Kamera HTC One M8 dilengkapi dengan Settings Scene yang lumayan banyak antara lain Auto, Night, HDR, Sweep Panorama, Anti-shake, Manual mode, Portrait, Landscape, Backlight, Text, dan Macro. Dari sekian Scene tersebut, saya paling sering menggunakan mode Auto, Night, dan Landscape.
Karena penasaran dengan kemampuan Manual dari smartphone One M8, saya pun melakukan eksperimen memotret rumah kepala kampung dayak di Long Duhung, Kelay, Kalimantan Timur. Hasilnya mmm… maknyus menurut saya, seperti terlihat di gambar berikut.
Karena masih penasaran dengan kemampuan low-light HTC One M8, saya utak-utik lagi Settings Manual manual untuk memotret obyek yang sama, seperti terlihat pada foto di bawah ini:
Sementara untuk hasil jepretan HTC One M8 dengan mode Landscape bisa Anda lihat pada galeri berikut:
Saya juga melakukan tes penggunaan White Balance pada HTC One M8. Hasilnya terlihat pada galeri berikut ini:
Secara keseluruhan, HTC One M8 layak diajak untuk alat potret yang andal, bahkan untuk menemani aktivitas outdoor. Apalagi sasis metal unibody ponsel cerdas (smartphone) ini telah mendukung standar IP6X (proteksi terhadap debu) dan standar IPX7 (proteksi terhadap cipratan air).
Bahkan One M8 masih bisa menyala jika terendam kurang dari 30 menit pada kedalaman maksimal 1 meter. Saat saya bawa selama 3 pekan pun, ponsel ini berkali-kali kena cipratan air laut dan danau, tapi untunglah tetap on fire :)) Traveling berbekal smartphone pun tak masalah…
* Seluruh hasil foto jepretan HTC One M8 tampil apa adanya tanpa diedit sama sekali
Hak Cipta Foto-Foto: Aditya Wardhana untuk HTC Indonesia